Tahukah anda Siapa Pendiri
IESA..???
Dikdik
ali akbar, lahir di hubbuddunia alias Sukabumi 17 februari 1991. sejak kecil
dia sudah bisa berdiri karena memang usia dia pada saat itu umurnya sudah 2
tahun ''yaaa iaaaa laaaaahh'' masa' umur 2 tahun gk bisa berdiri,,he,,he,,. Di dalam keluarganya
ia anak ke 2 dari 3 bersaudara. Hobinya jalan-jalan, dengerin music, dengerin
ceramah sekali-kali, berenang, main futsal dan bunuh diri, “eeehh..ehh..
gak..gakk”.. mana ada manusia hobinya bunuh diri. Tidak bermaksud menjelekkan,
tapi memang kenyataan, kisah cintanya dengan salah satu wanita idamannya kurang
baik, sehingga beliau pun mengurungkan niatnya untuk memberikan hatinya kepada
wanita tersebut dan fokus dulu di perkuliahan dan Organisasi. “Ntar kalau aku
dah sukses dia akan menyesal telah mengulur-ulur cinta Ku he,,he,,, kata beliau
dalam pertengkaran diskusi yang tidak sehat di kamar. Beliau sekarang sedang
sibuk untuk menyelesaikan S1 di (Perguruan Tinggi Ilmu Al-qur’an) yang biasa di
singkat PTIQ Jakarta. Di awal kuliah dia ingin bercita-cita sebagai Huffaz yang
intelektual walaupun tamatan SMK Pelayaran, tapi tekat kuatnya sudah tidak
terbendung lagi. Jurusan yang di ambil olehnya yaitu Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah
yang baru pertama kali di buka oleh pihak Akademik. kebetulan penulis sekelas dengannya. Di bangku kuliah dia
terlihat memang pintar dan rajin dalam mengikuti perkuliahan. Pertanyaan-pertanyaan
sangat sulit bila ia lontarkan pada pemakalah. Sehingga ia mendapat apresiasi
dari Bapak Dosen dan banyak di kenal oleh Dosen lainnya. Beliau juga aktif di
organisasi, sperti PMII, PSKPS (Persatuan Sepak Bola Kabupaten Siliwangi) he,,he,,
bukan bukan maksudnya PKPS (Pelatihan Kepemimpinan Putra Sunda), KOMMPAQ PTIQ-IIQ
dan tidak ketinggalan IESA tercinta. Sekarang beliau juga menjabat tangani sebagai
Wakil Ketua Yayasan HAMSI di Sukabumi. Waaaaawww luar biasa bukan..?? “Biasa di
Luaaaaarrr”. Di awal perkuliahan dia membuat ide yang sangat cemerlang. Dia berkeinginan
agar Ekonomi Islam di PTIQ mempunyai wadah untuk saling berbagi ilmu dan saling
bersilaturrahmi. Pak Imam Addaruqutni selaku Dekan Syari’ah pada masa itu yang
sekarang di pindah tangankan kepada Pak Imam Fakhruddin memberi izin Forum
diskusi tersebut untuk di buat. Rapat demi rapat di adakan untuk membentuk
forum diskusi tersebut. Berbagai ide cemerlang di curahkan untuk membuat
kegiatan-kegiatan yang sangat berguna bagi mahasiswa Ekonomi Islam. Dari Nama,
Logo, Agenda kegiatan, maupun kelegalitasannya di tempuh dengan cucuran
keringat yang cukup membasahi kening beliau. Hari demi hari, rapat demi rapat
telah dilalui dengan senang hati oleh beliau. Tak menyangka hasil jerih
payahnya membuahkan hasil. Nama, Logo, Struktur Kepemimpinannya dan Kelegalitasannya
sudah selesai seiring berjalannya waktu. Tinggal agenda-agendanya menyusul satu
demi satu setelah beberapa hari berjalannya forum tersebut. Awalnya nama forum
tersebut ESA (Economic Students Association) tetapi Dekan syari’ah kurang
mensetujui nama tersebut. Kemudian di ubah lagi namanya menjadi IESA (Islamic Economic
Students Association). Berbagai diskusi mingguan maupun bulanan diadakan oleh
IESA. Tak di sangka-sangka acara seminar di berbagai kampus-kampus di Jakarta maupun
di luar Jakarta telah di jalanin oleh IESA. Bahkan pelatihan kewirausahaan dan
pelatihan-pelatihan yang lain telah di lalui oleh warga IESA. Beberapa bulan
berjalan beliau punya niat yang baik untuk mengajak mahasiswi-mahasiswi IIQ Jakarta
untuk bergabung. Ada yang mengapresiasi ide tersebut dan ada juga yang tidak
senang. Tapi bagaimana pun PTIQ dan IIQ mempunyai ruh yang sama. Jadi kalau
PTIQ tidak mengikut sertakan IIQ, mungkin forum diskusi kurang lengkap. Ya kurang
semangat gitu deh. He,,he,,. Para anggota IESA terdiri dari mahasiswa/i dari
semester 1 sampai 5. Ada beberapa mahasiswa/I yang kurang senang dengan
kepemimpinannya, di karenakan dengan hal-hal yang mungkin beberapa anggota
tersebut hanya melihat beliau sebelah mata. Bagaimana pun manusia pada dasarnya
pasti punya kelebihan dan punya kekurangan. “IESA terbentuk untuk kita, IESA menginginkan
para ekonom-ekonom muslim dan muslimah yang bisa memberikan pencerahan kepada
masyarakat bagaimana bermuamalah dengan cara islami, dengan cara yang halal dan
baik”. Begitu tegasnya beliau katakana pada saat memberikan kata sambutan pada
acara DIKLAT PERTAMA IESA di Aula Kampus PTIQ. Organisasi itu besar karena
anggota-anggotanya memberikan yang terbaik untuk kemajuan organisasinya dan
terlebih untuk dirinya sendiri. Walaupun ada memang beberapa anggota yang
kurang aktif dalam acara-acara yang dilaksanakan IESA tetapi keinginan beliau
untuk menjalankan Visi dan Misi IESA tidak akan pernah pudar karena niat baiknya
tersebutnya sudah lama ingin ia laksanakan. Tidak terasa Beberapa minggu lagi kepemimpinan
beliau akan berpindah tangan. Jabatan yang ia pegang tak selamanya untuk ia
rasakan, penerus-penerus sudah tak sabar untuk melanjutkan agenda-agenda yang
telah ia wasiatkan. Begitulah cerita singkat sosok pendiri IESA. Mudah-mudahan ada manfaatnya. Wassalam..
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !